Kurang lebih selama setahun setelah Darlene off sekolah, di akhir semester kedua Darlene harus masuk sekolah kembali terutama untuk latihan mempersiapkan UAN, Ujian akhir SMPnya. Waktu itu kekuatannya belum pulih seratus persen, tubuhnya masih ringkih, wajah dan telapak tangannya masih pucat, dan tentu saja melakukan aktivitas tidak boleh terlalu lama. Tapi keinginannya untuk sekolah sudah menggebu, terkadang di pagi hari ketika anak-anak tetangga mulai bersekolah, dia mengintip dari balik korden jendela kamarnya (kamarnya menghadap jalan utama perumahan kami tinggal), lalu ia berguman ke arahku “ mama, lihat tuh, Mayang berangkat ke Sekolah !” Mayang adalah tetanggaku, teman dekat Darlene di SMP.
Dari kata-katanya itu aku tahu bahwa ia rindu sekolah, rindu teman-teman dan pelajaran.
Aku coba kesampingkan pergulatan batinku yang penuh rasa takut, aku takut dia tak dapat mengikuti pelajaran, (karena kejang-kejang yang dideritanya membuat daya ingatnya terbatas), takut kalau gurunya menanyakan pelajaran yang diterangkan sedangkan dia tidak tahu jawabannya, apakah guru dan teman-temannya mau memakluminya ?, (lebih…)
STORYZA | blog 